

Kampanye kreatif industri tembakau justru menjaring konsumen dari kelompok usia muda
News - Aras Atas | BANDUNG – Di balik asap yang mengepul, industri rokok ternyata menyimpan strategi sistematis untuk menjaring anak muda. Hal ini terungkap dalam diskusi bedah buku “A Giant Pack of Lies Part 2” yang digelar di Poltekkes Bandung, Kamis (22/5/20)
Penulis bukunya, Abdus Somad, menyebut bahwa industri rokok di Indonesia bukan sekadar menjual tembakau.
“Industri ini menyusun strategi sistematis untuk menjaring konsumen muda. Mereka memanfaatkan berbagai pendekatan, termasuk kampanye di media sosial,” katanya.
Menurut Somad, pendekatan tersebut telah mendorong anak-anak mencoba rokok dan kemudian menjadi kecanduan, meskipun sudah banyak kampanye antirokok dijalankan bahkan sejak masa pandemi.
“Dominasi industri rokok asing turut memperparah kondisi ini. Persaingan antara rokok asing dan kretek lokal tidak hanya soal pasar, tetapi juga membenturkan kepentingan ekonomi, kesehatan masyarakat, dan politik,” kata Somad yang juga wartawan Jaring.id.
Masalah regulasi juga belum sepenuhnya teratasi. Kawasan Tanpa Rokok (KTR) masih kerap dilanggar.
“Tahun 2023, tim pengawas masih menemukan pelanggaran seperti keberadaan asbak di ruang publik dan tempat ibadah,” ujar Anhar Hadian, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung.
Ia menambahkan bahwa celah pengawasan masih banyak, terutama di ruang terbuka.
“Meski sebagian besar angkutan umum sudah bebas dari rokok, di ruang terbuka publik seperti trotoar masih banyak yang merokok dan membuang puntung sembarangan,” katanya.
Ironisnya, beberapa acara sekolah justru disponsori industri rokok. Situasi ini menimbulkan gesekan antara lembaga seperti KPAI dengan pemangku kebijakan lain. Lobi politik di balik industri rokok disebut semakin menguatkan tantangan dalam pengawasan.
Dalam sesi tanya jawab, kekhawatiran lain muncul dari maraknya peredaran rokok ilegal yang belum tersentuh hukum. Upaya penyuluhan juga dinilai belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama di lingkungan rawan rokok.
Kesimpulannya, permasalahan rokok bukan hanya menyangkut kesehatan, tetapi juga melibatkan politik, ekonomi, dan kontrol sosial. Semua pihak harus bekerja sama untuk memperkuat edukasi, memperketat pengawasan, dan memutus rantai pengaruh industri tembakau di kalangan muda.|a.a
Komentar
Gabung dalam percakapan